Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya, supaya Ia tinggal di situ dua hari lamanya. Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya, dan mereka berkata kepada perempuan itu: Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia. (Yohanes 4:39-42)
Tuhan Yesus berkata kepada perempuan Samaria dalam Yohanes 4:21-22, Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Dan kemudian selanjutnya Dia berkata seperti yang tertulis dalam ayat renungan bulan yang lalu, ayat 23-24. Ketika Tuhan Yesus mati di salib dan kemudian dibangkitkan pada hari ke-3 sekitar 2000 tahun yang lalu, Dia sudah menjadi pintu keselamatan bukan hanya bagi perempuan Samaria itu, tetapi juga bagi bangsa Yahudi di Samaria dan juga bagi seluruh umat manusia. Dan di hari-hari menjelang kedatangan-Nya yang kedua ini Dia masih terus mencari pribadi-pribadi yang mau diubah, yaitu mereka yang mau menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran. Setelah Kristus Yesus bangkit pada hari yang ketiga, kemudian menampakkan diri kepada para murid-Nya selama 40 hari dan akhirnya naik ke sorga, para murid-Nya mengalami perubahan hidup yang nyata sebagai pengikut-Nya. Firman Tuhan dalam Lukas 24:52 berkata, Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah. Inilah gaya hidup ibadah murid-murid Tuhan yang mengalami perubahan yang nyata pasca kebangkitan-Nya. Kisah Para Rasul 1:14 juga menuliskan, bahwa Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus. Doa, pujian dan penyembahan dari para pengikut Kristus ini kemudian menumbuhkan lawatan dan kebangunan rohani besar. Mereka digerakkan Tuhan untuk menyaksikan perbuatan-perbuatan-Nya yang besar setelah Roh Kudus dicurahkan Tuhan ke atas semua murid-murid-Nya (Kisah Para Rasul 1:8; 2:7-11). Gereja mula-mula lahir karena pekerjaan Roh Kudus. Jemaat mula-mula bertekun dalam pengajaran para rasul. Doa, pujian dan penyembahan yang dilakukan dalam roh dan kebenaran selalu mewarnai kehidupan ibadah jemaat yang mula-mula (Kisah Para Rasul 2:41-47). Saya percaya, inilah yang kemudian membentuk pola kehidupan ibadah mereka yang akhirnya mengerjakan perubahan yang besar. Ada begitu banyak jiwa yang dituai dan yang ditambahkan Tuhan kepada jemaat mula-mula pada masa itu. Setiap kali mereka menghadapi pergumulan, mereka akan bersatu dan bersehati dalam doa, sehingga ketika mereka sedang berdoa, ... goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani (Kisah Para Rasul 4:31). Tuhan berkenan atas pertemuan-pertemuan ibadah dari gereja mula-mula. Ini mengajar kita untuk dapat membangun, meningkatkan, memperkokoh dan semakin menghargai nilai-nilai kehidupan ibadah yang dapat membawa perubahan besar di akhir zaman ini seperti yang dikehendaki Tuhan. Ini kiranya dapat menjadi kunci kebangunan dan pertumbuhan gereja kita. Seorang penyembah benar dapat dipakai Tuhan untuk memenangkan pribadi, memenangkan suatu kelompok, suatu daerah atau kota (Yoh. 4:39-42). Amin! Tuhan Yesus memberkati.
Oleh Pastor Silwanus Obadja M.Th.