Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri (1 Petrus 5:2)
Di masa menjelang kemerdekaan bangsa Indonesia sebelum 17 Agustus 1945, kita mengingat jasa para pahlawan yang berjuang dengan penuh pengabdian diri. Mereka dengan sukarela sesuai dengan tujuan bangsa dan negara mau maju bersama demi mewujudkan kemerdekaan. Akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan bangsa Indonesia bisa diproklamirkan oleh Soekarno dan Hatta. Dan pada tanggal 17 Agustus 2022 ini bangsa Indonesia akan memperingati dirgahayu kemerdekaannya yang ke-77 tahun. Bila kita merenungkan kembali perjalanan bangsa Indonesia selama 77 tahun ini, maka kita patut bersyukur kepada Tuhan yang telah menganugerahkan kemerdekaan yang besar ini kepada bangsa Indonesia walaupun tantangan dan pergumulan bangsa Indonesia juga besar. Demikian juga dalam kehidupan gereja-Nya. Walaupun umat Tuhan dan gereja-Nya juga menghadapi berbagai tantangan dan pergumulan baik dari dalam maupun dari luar di sepanjang sejarah, tetapi karena kasih setia Tuhan gereja-Nya masih terus berkembang sejak 2000 tahun yang lalu sampai sekarang ini. Itu dapat terjadi karena kasih karunia Tuhan dan karena ketaatan murid-murid Kristus akan Amanat Agung-Nya di sepanjang abad-abad perjalanan sejarah gereja sampai hari ini. Perintah yang diberikan oleh Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya sebelum Dia naik ke sorga dalam Matius 28:19-20 masih terus berlangsung dari generasi ke generasi. Dan selain tugas pemuridan, gereja Tuhan juga mendapat tugas untuk penggembalaan. Dalam surat 1 Petrus 5:2 rasul Petrus membagikan apa yang sudah diperintahkan Tuhan kepadanya, yaitu untuk menggembalakan domba-domba Allah, yaitu murid-murid Kristus (baca juga Yohanes 21:15-19). Rasul Petrus dan kawan-kawannya diminta untuk menggemba-lakan domba-domba Allah dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah dan bukan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Sama seperti yang sudah dilakukan para pahlawan perjuangan kemerdekaan yang sudah rela mau maju dengan penuh pengabdian diri, sehingga dapat membawa kita masuk dalam kemerdekaan bangsa. Kedatangan Tuhan Yesus sebagai raja atau kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali sudah semakin dekat. Di masa menjelang kedatangan-Nya yang kedua kali ini, kita patut bersyukur kalau kita bisa menjadi murid-murid Kristus di zaman now ini yang rela ditanam dan digembalakan sesuai dengan kehendak Allah. Di masa akhir zaman ini ada banyak gembala-gembala palsu dan domba-domba palsu yang tidak lagi hidup sesuai dengan kehendak Allah, tetapi mereka hanya mencari keuntungan demi popularitas, demi uang atau demi lainnya. Ada domba-domba yang kehilangan visi pemuridan dan penggembalaan, sehingga orang-orang ini kehilangan arah. Kita bersyukur kalau di masa akhir zaman ini masih ada domba-domba Allah atau murid-murid Kristus yang masih setia untuk ditanamkan dalam gereja-Nya dan juga mau dikuduskan dalam kebenaran Firman-Nya (Yohanes 17:17). Pada masa Yesus hidup sebagai Anak Manusia, ada murid-murid Yesus tidak mempercayai Firman-Nya dan mereka mengundurkan diri serta tidak lagi mengikuti Yesus (Yohanes 6:66). Kalau kita sebagai murid-murid Tuhan yang sudah dibebaskan dari dosa oleh kuasa darah Kristus mau tetap mengerjakan keselamatan yang dianugerahkan Tuhan dengan sungguh-sungguh (Filipi 2:12-18) dan mau memperhatikan penggenapan Firman-Nya di hari-hari menjelang kedatangan-Nya kedua, maka kita pasti akan semakin kuat dan berbuah. Di hari-hari menjelang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali ini, mari kita juga semakin kuat dan berbuah dalam tugas pemuridan dan penggembalaan yang sesuai dengan kehendak-Nya. Kehidupan jemaat yang mula-mula menjadi contoh bagi gereja di segala zaman (Baca Kisah Para Rasul 2:41-47). Mari kita juga semakin dipimpin dan dipenuhi Roh Kudus dalam menanti pengangkatan gereja-Nya. Amin!
Oleh Pastor Silwanus Obadja M.Th.