Renungan Agustus 2024

JADI MURID KRISTUS YANG TETAP MAU DIGEMBALAKAN.

Dalam bulan Agustus 2024 ini, kita masih memfokuskan diri tentang bagaimana kita dapat menjadi murid Kristus yang mau tetap digembalakan. Murid Kristus yang sejati akan mau terus digembalakan Tuhan „sebagaimana seharusnya“ (1 Petrus 5:2; Yehezkiel 34:15-16). Setiap murid Kristus yang sejati dapat mengatasi berbagai pergumulan hidup tanpa harus kompromi. Setiap murid Kristus yang rela digembalakan akan dapat menghadapi setiap pergumulan yang diijinkan terjadi. Kita dipanggil untuk dapat mengembangkan diri menjadi pengikut Tuhan yang dinamis agar terhindar dari bahaya kekeringan dan kehancuran rohani. Tanpa kehidupan Kristen yang dinamis sulit bagi kita untuk dapat menjadi saksi-Nya yang hidup dan efektif di tengah kegelapan dunia. Dinamika rohani murid Kristus tidak dapat dipisahkan dari kemerdekaan yang sejati dari Tuhan. Kemerdekaan yang sejati ini datang pertama-tama melalui Kristus (Galatia 5:1) dan terutama merupakan pembebasan dari hukuman dan perbudakan dosa dan seluruh kuasa iblis. Pembebasan (kemerdekaan rohani) itu terjadi hanya karena kasih karunia-Nya. Setiap murid Kristus yang rela digembalakan akan dapat hidup sesuai dengan makna dari kemerdekaan itu.
Berbicara tentang kemerdekaan, maka pada dasarnya ada dua macam kemerdekaan, yaitu kemerdekaan yang semu dan kemerdekaan yang sejati. Kemerdekaan yang semu adalah kemerdekaan yang hanya bersifat sementara dan tidak ada jaminan, sedangkan kemerdekaan yang sejati merupakan kemerdekaan yang bersifat kekal dan terjamin. Sebagai contoh, pada tanggal 17 Agustus tahun 2024 ini bangsa kita Indonesia oleh anugerah-Nya akan memperingati hari kemerdekaannya yang ke-79 tahun. Walaupun bangsa Indonesia telah dinyatakan sebagai suatu negara yang merdeka sejak tahun 1945, namun hal itu tidak menjamin bahwa seluruh bangsa Indonesia sudah sungguh-sungguh merdeka secara internal dari berbagai belenggu persoalan bangsa. Masalah kemiskinan, narkoba, korupsi, pertikaian-pertikaian dan aksi-aksi kekerasan yang sering menjurus kepada persoalan SARA (Suku, Agama, Ras & Antar Golongan) merupakan bukti nyata yang menunjukkan, bahwa belum seluruh bangsa Indonesia yang memiliki kemerdekaan yang sejati. Kemerdekaan yang sejati hanya dapat terjadi ketika seseorang menemukan jati dirinya yang 100% bebas dari segala kejahatan moral dan spiritual.
Kemerdekaan suatu bangsa bukanlah semata-mata karena prestasi bangsa itu, tetapi sebenarnya merupakan anugerah Tuhan bagi bangsa itu. Namun anugerah Tuhan ini tidak akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik dalam kehidupan suatu bangsa apabila pemerintah dan rakyat tidak berpegang pada hukum Tuhan. Alkitab mengatakan dengan jelas, bahwa “Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum” (Amsal 29:18). Kemerdekaan yang sesungguhnya dapat terjadi apabila setiap orang menangkap visi misi yang diberikan Tuhan dan bersedia berpegang pada hukum-hukum-Nya. Hukum-hukum-Nya merupakan kebenaran yang memberikan kemerdekaan yang sejati bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Amsal 14:34 mengatakan, „kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa“. Karena itu mari kita menjadi murid Kristus yang mau tetap digembalakan supaya dapat semakin memahami kebenaran dan hukum-hukum-Nya. Kelimpahan kasih karunia-Nya hanya akan dinyatakan kepada mereka yang berpegang kepada hukum Tuhan yang dihidupkan oleh Roh. „Sebab Tuhan adalah Roh, dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan“ (II Korintus 3:17). Murid Kristus yang tetap mau digembalakan seturut Tuhan dapat sungguh-sungguh menikmati kemerdekaan sejati. Tuhan Yesus memberkati! Amin!


Download Renungan (Pdf) .....