Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang (Yesaya 50:4-5)
Di bulan Juli-Agustus ini kita perlu dibangun semakin kuat dan berbuah dalam tugas pemuridan dan penggembalaan. Zaman now atau zaman kita sekarang adalah zaman digital. Manusia di zaman kita sekarang ini sudah mencapai kemajuan yang begitu tinggi, secara umum di bidang media sosial, sehingga bisa menghalangi manusia untuk berinteraksi satu dengan yang lain serta mengarahkan manusia untuk melakukan sesuatu pada dirinya sendiri (egosentris). Tetapi Amanat Agung Tuhan tetap berlaku bagi kita yang sudah menyatu dengan Tuhan (Matius 28:19-20) dan mau melakukan kehendak-Nya (Yohanes 4:34). Dan itu semua hanya bisa dilakukan oleh setiap murid Kristus yang sungguh-sungguh. Untuk bisa menjadi murid Kristus yang sungguh-sungguh kita perlu digembalakan dan diajar untuk melakukan semua yang diperintahkan Tuhan (Matius 28:20). Setiap pagi pendengaran kita perlu dipertajam untuk mendengar suara Tuhan. Firman-Nya perlu kita renungkan setiap hari, siang dan malam (Maz. 1:1-3). Kalau kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, maka kita bersedia menuruti dan melakukan segala perintah-Nya, karena perintah-perintah-Nya itu tidak berat (1 Yohanes 5:3). Murid (disciple) yang sungguh-sungguh pada dasarnya adalah murid yang bersedia diajar untuk melakukan segala sesuatu yang telah diperintahkan Tuhan. Kata murid dalam Matius 28:19-20 ada hubungannya dengan kata teach atau teaching (=ajarlah) dalam terjemahan bahasa Inggris. Tuhan Yesus berjanji untuk menyertai senantiasa murid-murid-Nya yang mau diajar sampai kepada akhir zaman. Lidah seorang murid yang dari Tuhan adalah perkataan yang dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu (Yes. 50:4). Ini mengingatkan kepada kita akan apa yang dikatakan oleh Sang Guru agung Tuhan Yesus dalam Matius 11:28-29, Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Manusia yang masih ada dalam dosa atau hidup di luar Kristus, hatinya tidak pernah dipenuhi kelegaan dan jiwanya tidak bisa mengalami ketenangan. Karena begitu besar kasih Allah akan manusia, sehingga Ia telah menga-runiakan Anak-Nya yang tunggal, yaitu Tuhan Yesus Kristus yang sudah mati di atas kayu salib, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16). Itulah pemberian yang paling melegakan dan mengisi kekosongan jiwa manusia. Sebagai murid-murid-Nya kita juga perlu dididik Tuhan demi kebaikan kita, bahkan karena kasih-Nya terkadang Dia perlu menghajar kita anak-anak-Nya. Untuk apa? Untuk kebaikan kita dan supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya, karena tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan (Ibrani 12:14). Ibrani 12:10 berkata, Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Jadi murid Kristus yang sungguh-sungguh artinya menjadi murid-Nya siap diproses. Pada waktu kedatangan-Nya, Dia akan mengangkat murid-murid-Nya yang kudus. Dan dalam Ibrani 12:5-9, ada nasihat supaya kita jangan menganggap enteng didikan Tuhan dan jangan putus asa kalau kita dikoreksi oleh Dia. Tuhan mendisiplin kita karena Dia mengasihi setiap orang yang sudah diterima sebagai anak-Nya, seperti seorang ayah yang sungguh-sungguh mengasihi anak-anaknya yang sah, bukan anak-anak gampang (anak-anak yang tidak sah). Seorang murid Kristus yang sungguh-sungguh sangat diharapkan dapat memberi semangat baru kepada orang-orang yang masih ada di luar Kristus (Yes. 50:4-5). Mari kita pergi menjadikan semua orang murid-Nya, Amin!
Oleh Pastor Silwanus Obadja M.Th.