Inilah yang kami megahkan, yaitu bahwa suara hati kami memberi kesaksian kepada kami, bahwa hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah bukan oleh hikmat duniawi, tetapi oleh kekuatan kasih karunia Allah (2 Korintus 1:12)
Pada peringatan HUT Gereja Misi Indonesia di Frankfurt yang ke-32 tahun
pada tanggal 8 Juni 2025 ybl., telah diangkat tema Growing in Grace
(Bertumbuh dalam kasih karunia) yang diambil dari Kisah Para Rasul 4:33.
Dan kalau kita terus bertumbuh dalam kasih karunia-Nya, maka sesuai dengan
apa yang ditulis dalam 2 Korintus 1:12, oleh kekuatan kasih karunia-Nya
kita juga dapat terus membangun hubungan yang dikuasai oleh ketulusan
dan kemurnian. Dalam bulan-bulan ini kita akan banyak merenungkan panggilan
kita sebagai murid Kristus. Rasul Paulus dan kawan-kawannya memegahkan,
bahwa suara hati mereka memberi kesaksian kepada mereka, bahwa hidup mereka
di dunia ini, khususnya dalam hubungan mereka dengan jemaat di Korintus,
dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah yang bukan oleh hikmat
duniawi, tetapi oleh kekuatan kasih karunia Allah.
Landasan Paulus untuk bersukacita dan bermegah ialah ketulusan (integritas)
dan kemurnian. Rasul Paulus sudah menetapkan bahwa sepanjang kehidupan
imannya, dia akan tetap setia kepada Tuhan, menolak untuk menjadi serupa
dengan dunia dan bertekun dalam kekudusan sampai Tuhan memanggilnya pulang
ke Rumah Bapa (Roma 12:1-2). Dalam kekekalan yang akan datang, sukacita
kita yang terbesar adalah kesadaran bahwa kita telah menjalankan kehidupan
kita dalam ketulusan dan kemurnian bagi Kristus, Juruselamat
kita. Tuhan juga rindu supaya kita sebagai murid-Nya dapat berhasil membangun
hubungan yang tulus dan murni dalam kehidupan di akhir zaman ini. Menjadi
murid yang tulus dan murni berarti mengikuti Yesus dengan hati yang bersih
dan jujur, tanpa motif tersembunyi, serta berusaha untuk serupa dengan-Nya
dalam segala hal. Ini melibatkan penyerahan diri sepenuhnya kepada
kehendak Tuhan dan hidup sesuai dengan ajaran-Nya.
Di akhir zaman ini mari kita terus diubah menjadi serupa dengan gambar
Kristus dalam kemuliaan yang semakin besar (2 Korintus 3:18). Dalam Mazmur
26:8 Daud berkata, Tuhan, aku cinta pada rumah kediaman-Mu dan pada
tempat kemuliaan-Mu bersemayam dan yang karena itu Daud menjauhkan
diri dari keiinginan dunia (ayat 9-10) dan dalam ayat 11 a dia berkata,
Tetapi aku ini hidup dalam ketulusan (integritas). Dan sebagai
murid-Nya kita juga dipanggil untuk terus bersukacita oleh berbagai-bagai
pencobaan yang diijinkan Tuhan dan maksud semuanya itu adalah untuk membuktikan
kemurnian iman yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana
(1 Petrus 1:6-7). Jadi, sebagai murid-Nya kita semua oleh kekuatan kasih
karunia dapat diubah menjadi semakin penuh dengan kemuliaan Tuhan kalau
kita mau terus membangun hubungan yang dikuasai ketulusan dan kemurnian.
Tuhan rindu supaya setiap murid-Nya bisa berhasil memiliki ketulusan dan
kemurnian ini.
Masih ada murid Tuhan yang hidupnya belum dikuasai oleh ketulusan dan
kemurnian, sehingga kehidupannya belum sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita
semua perlu diubah menjadi tulus dan murni supaya kita bisa menjadi serupa
dengan gambar-Nya. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Kristus dengan tulus
dan murni telah menyerahkan diri-Nya serta taat sampai mati, bahkan sampai
mati di kayu salib (Filipi 2:5-8). Dalam bulan-bulan ini kita akan belajar
dan mendalami lebih lanjut tentang panggilan kita sebagai murid Kristus
yang tulus dan murni. Kita bisa memiliki ketulusan dan kemurnian apabila
kita hidup di dalam kekuatan kasih karunia-Nya. Tuhan memberkati kita
semua. Amin!
Oleh Pastor Silwanus Obadja M.Th.