Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera (Efesus 4:2-3))
Pada bulan Mai & Juni ini kita akan kembali memperingati dua hari bersejarah dalam kekeristenan yang tidak lepas hubungannya dengan Paskah, yaitu: peringatan hari kenaikan Kristus ke sorga (26 Mai) dan hari Pentakosta (5 Juni). Peringatan-peringatan ini perlu untuk dipahami oleh setiap anggota keluarga Allah, baik secara historis maupun secara spritual di segala jaman. Kehidupan keluarga Allah atau jemaat yang mau hidup semakin kokoh dan berbuah di akhir zaman ini perlu untuk sungguh-sungguh mengerti masterplan yang sudah ditetapkan oleh Tuhan Yesus Kristus melalui kehidupan gereja-Nya. Di dalam membangun kesatuan Tubuh Kristus yang kuat dan sehat perlu ada: pengajaran yang alkitabiah, pelayanan-pelayanan yang dinamis, dan ada visi yang jelas untuk melalukan pekerjaan-pekerjaan serta pelayanan-pelayanan yang harus dilakukan oleh setiap anggota Tubuh-Nya seperti contohnya dalam kehidupan jemaat yang mula-mula (Kisah Para Rasul 2:41-47). Untuk bisa mencapai ini, maka ada hal-hal yang perlu untuk terus dilakukan dan dipraktekkan secara nyata di dalam kehidupan kita sebagai gereja-Nya yang dipimpin oleh Roh Kudus. Dalam nasihat rasul Paulus kepada jemaat di Efesus, dia menyampaikan apa yang perlu dilakukan oleh orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilannya dalam Tuhan. Dan menurut Efesus 4:2-3, setiap dari kita dipanggil supaya selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Kita juga dipanggil untuk menunjukkan kasih dalam hal saling membantu. Dan kita juga dipanggil supaya bisa berusaha memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera. Semua ini berbicara tentang hubungan vital antara kesehatan emosional, kedalaman relasional, dan kematangan spiritual yang dapat memberikan titik terang bagi masalah-masalah yang terkadang dapat timbul dalam kehidupan gereja-Nya. Sejak awal tahun ini kita telah dibimbing untuk menjadi jemaat yang semakin kokoh dan berbuah di tengah keadaan yang tidak mudah (Luk. 6:47-48; Yoh. 15:8). Kita semua perlu berjuang untuk mencapai kepenuhan dan kedewasaan rohani di dalam Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak secara rohani yang gampang diombang-ambingkan dari rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh bisa berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Kristus. Dan dari Tuhan saja seluruh tubuh yang mau saling melayani sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota akan menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih (Ef. 4:14-16). Ada banyak gereja yang sedang bermasalah dan sulit untuk mencapainya, karena gereja-gereja tersebut dipenuhi oleh anggota-anggota yang: tidak tahu atau tidak yakin dengan bagaimana cara menyelesaikan masalah mereka secara Alkitabiah; defensif, artinya tidak mampu untuk menyatakan dan mengatasi kelemahan-kelemahan mereka; terancam oleh atau tidak toleran terhadap sudut pandang-sudut pandang yang berbeda; bersemangat untuk melayani di gereja, tetapi buta terhadap prinsip-prinsip Alkitabiah; dan cenderung untuk menarik diri dari kehidupan keluarga Allah karena konflik yang tidak diselesaikan. Pada dasarnya, kebenaran dapat sungguh-sungguh membebaskan orang bukan sekedar di permukaan, namun jauh di dalamnya. Gereja atau keluarga Allah yang kokoh dan berbuah adalah gereja yang memiliki visi pemuridan yang sejati dan pedoman penilaian diri yang dapat menyingkapkan kematangan spiritual dan emosional para anggotanya. Kehidupan keluarga Allah atau gereja perlu terus dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi (Alkitab PL & PB) dengan Yesus Kristus sebagai batu penjuru (Ef. 2:19-21). Selamat memperingati hari kematian-Nya dan juga selamat hari Pentakosta. Amin!
Oleh Pastor Silwanus Obadja M.Th.