Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran (Yohanes 4:23-24)
Tuhan Yesus berkata kepada perempuan Samaria dalam Yohanes 4:21-22, Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Dan kemudian selanjutnya Dia berkata seperti yang tertulis dalam ayat penuntun renungan ini di atas, ayat 23-24. Ketika Tuhan Yesus mati di salib dan kemudian dibangkitkan pada hari ke-3 sekitar 2000 tahun yang lalu, Dia sudah menjadi pintu keselamatan bukan hanya bagi bangsa Yahudi saja, tetapi juga bagi seluruh umat manusia. Dan di hari-hari menjelang kedatangan-Nya yang kedua ini Dia masih menghendaki pribadi-pribadi yang mau diubah menjadi penyembah-penyembah benar, yaitu mereka yang mau menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran. Setelah Kristus Yesus bangkit pada hari yang ketiga, kemudian menampakkan diri kepada para murid-Nya selama 40 hari dan akhirnya naik ke sorga, para murid-Nya mengalami perubahan yang besar dalam kehidupan mereka. Firman Tuhan dalam Lukas 24:52 berkata, Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah. Inilah gaya hidup ibadah murid-murid Tuhan pasca kebangkitan-Nya. Kisah Para Rasul 1:14 juga menulis-kan, bahwa Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus. Itu artinya mereka diubah semakin besar dalam doa, pujian dan penyembahan. Itulah yang kemudian menumbuhkan lawatan dan kebangunan rohani yang besar pada masa itu. Mereka digerakkan Tuhan untuk menyaksikan perbuatan-perbuatan-Nya yang besar setelah Roh Kudus dicurahkan Tuhan ke atas semua murid-murid-Nya (Kisah Para Rasul 1:8; 2:7-11). Gereja mula-mula lahir karena pekerjaan Roh Kudus. Jemaat mula-mula bertekun dalam pengajaran para rasul. Doa, pujian dan penyembahan yang dilakukan dalam roh dan kebenaran selalu mewarnai kehidupan ibadah mereka (Kisah Para Rasul 2:41-47). Saya percaya, inilah yang kemudian membentuk pola kehidupan ibadah jemaat yang mula-mula dan yang akhirnya mengerjakan pertumbuhan jemaat yang besar. Ada begitu banyak jiwa yang dituai dan yang ditambahkan Tuhan kepada jemaat mula-mula pada masa itu. Setiap kali mereka menghadapi pergumulan, mereka akan bersatu dan bersehati dalam doa, sehingga ketika mereka sedang berdoa, ... goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani (Kisah Para Rasul 4:31). Tuhan berkenan atas pertemuan-pertemuan ibadah dari gereja mula-mula. Ini mengajar kita untuk dapat membangun, meningkatkan, memperkokoh dan semakin menghargai nilai-nilai kehidupan ibadah dari para penyembah benar di akhir zaman ini seperti yang dikehendaki Tuhan. Ibadah kita harus menjadi ibadah yang hidup dan dibangun oleh para penyembah benar. Ini kiranya dapat menjadi kunci kebangunan dan pertumbuhan gereja kita. Seorang penyembah benar dapat dipakai Tuhan untuk memenangkan suatu daerah atau kota (Yoh. 4:39-42). Bila seluruh pengikut Kristus mau diubah menjadi penyembah benar, maka ini bisa menjadi kunci keberhasilan ibadah dan juga kunci keberhasilan misi dan penuaian jiwa-jiwa. Kita berdoa supaya setiap orang dalam jemaat kita dapat terus diubah menjadi penyembah benar. Tuhan Yesus memberkati. Amin!
Oleh Pastor Silwanus Obadja M.Th.